Look At Me

a blog by Laili Umdatul Khoirurosida



#30haribercerita Migrasi dari instagram 26/30

Jan 26 - Teman Oh Teman



Tulisan yang ini belum saya post di instagram, tapi tulisan untuk Januari ke 26 ini langsung saya tulis disini saja karena rupanya akan menjadi sebuah posting yang sedikit panjang, dan kalau ditulis di instagram takutnya ada yang baper. 

Ya baper, sebuah perasaan yang dibawa bawa masuk kedalam hati padahal harusnya tidak.

Sebutlah semua itu dengan nyinyir, hahaha.

Ada lho yang gak bermaksud nulis caption nyinyir tapi orang yang melihat caption itu seakan merasa itu adalah sebuah sebuah nyinyiran. Parahnya tulisan sependek itu di kira sebuah tulisan  yang ditujukan se seseorang. 

Yah sebahaya itulah social media masa kini dalam merusak sebuah hati.

Maka izinkan saya menceritakan sebuah topik sensitif ini di blog. Dimana blog memang media saya untuk berbagi cerita, pengalaman, pun juga jurnal sehari hari.

Sebutlah saya, Leli. Anak Rantau yang nggak punya siapa siapa di Jakarta selain teman. Maka disini saya sangat menghargai sebuah pertemanan. 

Siapa pula yang bisa bantu dan peduli sama saya selain teman teman terdekat selama di Jakarta kan?
Gezz bukan, bukan ngarep apa apa dari sebuah pertemanan. Tapi rasanya pengalaman dalam berteman saya yang dulu dulu harus dipilah mana yang harus dijaga dan mana yang harus ditinggalkan. 

Karena sebagai manusia, kita juga butuh bersosialisasi.

Satu-satunya jalan untuk mempunyai teman adalah menjadi seorang teman.

Saya percaya teman karena selama di tanah perantauan tak akan ada ibu yang selalu membasuh air mata dipipiku. Karena selama di tanah perantauan tak akan ada ibu yang selalu dengan siap siaga akan melebarkan tangannya untuk menerima pelukku.

Sebutlah saya, Leli.
Anak rantau yang sedang mencoba menghargai pertemanan karena rasanya itu yang sedang Ia punya sekarang disini.

Sebutlah saya, Leli.
Yang emang gak pandai pandai banget dalam urusan berteman, memilih teman, atau memperilakukan teman.

Tapi dengan segala kerendahan hati, saya hanya ingin menuliskan @30haribercerita ke 26 ini tentang seluk beluk pertemanan.

Real friend are always close even if you rarely see them, rarely talk with them.

Pengalaman dalam berteman :

1. Jangan sekali kali merelakan sebuah pertemanan yang sudah lama di Jalin hanya karena sebuah cinta.

Pertemanan bisa awet, bahkan kalau lama gak ketemu. Maka sekalinya ketemu bisa jadi bakal rame banget. Tapi sekalinya rusak gara gara cinta, yaa belum tentu bisa balik lagi seperti sedia kala saat menjadi teman.

Contoh kasus 1 : Cinlok segeng, lalu putus, gengnya bubar karena krik krik.
Contoh kasus 2 : Sepasang pria berteman lama rebutan cewek. Atau sebaliknya.
Contoh kasus 3 : Pacaran sama mantannya teman, tapi temannya masih cinta.

Dan lain sebagainya.

Sip. Catet!
Mungkin ini terdengar susah hahaha dan kalaupun ada yang masih menjalani salah satu kasus diatas juga nggak papa karena itu adalah pilihan hidup masing masing. Tapi percayalah saya pun pernah mengalami salah satu hal dari 3 contoh kasus diatas and I swear it never gonna happens again!
KAPOK!
Hahahaa

2. Dont gossip. Because who gossips to you will gossips about you!

Cewek cewek kalau udah ketemu emang rame banget, ada aja yang bakal di ceritain. Mulai dari oppa oppa korea yang ganteng, lalu film drama korea yang gak habis habis karena selalu ada yang baru, lalu ke artis indonesia yang lagi hits, lama lama ke ngomongin temen sendiri. Ngomongin kejelekannya lho tanpa ada solusi. Kecuali ngomongin surat hal kekurangan untuk dipecahkan bersama sama.
Curhat gak masalah, karena kadang kita memang butuh tempat untuk mendengar.

Tapi akhir akhir ini saya mending diem. Nulis. di buku harian. Atau nulis dimana kek, biar saya sendiri yang tau. Haha.
Termasuk disini.

Karenaa..
Tidak semua orang bisa dalam kondisi siap mendengar dan memahami ide serta pemikiran kita, begitu juga sebaliknya kita juga belum tentu dalam kondisi siap dengan kritik, tanggapan, serta respon orang lain. - Lala Bohang


Well mungkin ini terdengar susah juga, saya pun pernah melakukannya. Dan gak munafik saya juga suka gitu kadang dulunya hahhaa. Tapi tahun ini harus ada perubahan dengan nggak ngomongin temen ketika temen yang di omongin itu gak ada. Gimana perasaanmu kalau kamu tau lagi di omongin dibelakang juga kan?
Hihihi

Kalau ada masalah kenapa gak langsung bilang aja?
Itu lebih enak!

Terus terang akan memberikan ketenangan, berikan penjelasan, karena hal ini akan memojokkan syaitan .
*iya mamah dedeeeeeeeeh*

Gossip ini ujung ujungnya menuju perbuatan bernama "Menghakimi" lalu timbullah rasa "Benci". 

Lagipula, apa gunanya menghakimi? Kita bisa membenci seseorang mati-matian dan itu cuma membuat semuanya lebih buruk. Lebih baik perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan, be nice. Kita nggak pernah tahu apa yang seseorang bisa lakukan atau apa pengaruh mereka di masa depan. -Indi sugar


3. Jangan sedih kalau tiba tiba nggak dianggap

Paling gakenak didunia ini adalah ketika punya perasaan yang gak enakan ke orang lain karena bisa serba salah. Tapi yang lebih gaenak lagi adalah ketika tiba tiba kayak nggak dianggap gitu padahal kemarin  kemarin deket banget.

Tiba tiba
Sepi.

Sepi yang hakiki karena tidak ada lagi yang peduli.
Tapi sepi yang lebih hakiki adalah ketika nanti kita mati. Benar benar sendiri.

Maka selama hidup di dunia ini, bertemanlah dengan baik. Jaga hati. Jaga perasaan. Jaga lisan. Jaga tindakan. Kalau udah deket banget, terserah deh mau umpat umpatan, asal jangan baperan.
Gitu kan?

Saya sangat menghargai pertemanan, tapi jika ada yang tidak menghargai saya, maka saya cukup akan pergi.
Teman masih banyak didunia ini.
Masih bisa di cari.

Ikut saja komunitas. Ikut saja acara ini itu. Maka kamu akan menemukan banyak teman..
Bedanya, teman yang kamu temui nanti memang bener bener peduli atau yang hanya bertemu dalam satu kali.

***

Menurut saya teman dan sahabat itu sama saja, nantinya nggak akan hidup bersama sama kok. Nantinya teman akan menjadi sebuah cerita klasik dimasa muda. Nantinya teman akan menjadi sebuah kisah yang datang dan pergi. Nantinya teman akan menjadi sebuah ajang reuni.

Satu lagi!
Sahabat?
Its kind of a nonsense.
Gak setuju sama kasta sahabat dan teman.
Semuanya sama aja menurut saya.

Everyone could be a friend for you.
The difference is they're a real friend or actually just a Foe.


***

Kalau nanti baca tulisan ini lagi mungkin saya akan istighfar. Kapan nulis tulisan macam remaja anak SMP begini? Tapi yasudah lah, anggap aja ini tulisan mbak mbak lagi PMS! haha.

Ps : Ini hanya cerita. Saya pernah mengalaminya.
Dan bukan bermaksud menggurui, ini hanya cerita untuk selfreminding saya saja.

Siapatau berguna.

Comments

back to top